Sepertinya mustahil saja jika seorang yang sama sekali tak
pernah shalat shalat berharap bisa masuk surga dengan izin Allah. Bagaimana
mungkin bisa demikian, jika seorang yang dikatakan alim, shalat sehari lima
waktu berikut sunah-sunahnya, puasa wajib dan sunah ditekuni, menyenangi
majelis ilmu, bersedekah yang banyak berupaya menegakkan amar-ma’ruf nahi
mungkar saja belum tentu mendapat tiket ke surga. Jadi, apakah ini hanya
merupakan rumor belaka?
Ternyata bukanlah demikian. Dalam kehidupan memanglah tak
ada yang tidak mungkin. Takdir Allah akan menggiring seseorang pada suatu
kondisi yang terkadang tidak terduga. Seorang yang sepertinya alim, karena
suatu dan lain hal akhirnya ia terjebak pada kekufuran yang sebabkan ia
terjerembab ke neraka. Ada pula seorang yang sebelumnya kafir, memusuhi Islam,
tiba-tiba memperoleh hidayah dan kemudian mati sebelum menjalankan shalat namun
sudah dapat jaminan surga dari Rasulullah SAW. Tak percayakah? Sebaiknya mencermati
kisah inspiratif berikut ini.
Ada suatu kisah luarbiasa dan merupakan suatu pengecualian
dari Rasulullah saat seseorang kafir yang memusuhi Islam, dinyatakan bisa masuk
surga saat terlihat sesaat setelah kematiannya, padahal ia belum menjalankan
shalat. Ya, seorang itu mati dalam keadaan menjadi syuhada setelah menjalani
peperangan yang mengangkat nyawanya kelangit ketujuh.
Suatu hari Abu
Hurairah bertanya kepada para sahabat: “Ceritakan kepadaku megenai kisah
seseorang yang masuk surga, padahal sepanjang hidupnya ia belum pernah
menjalankan sholat sekalipun sekali saja?”. Para sahabat, ternyata menggeleng
karena memang belum pernah mendengar cerita itu sebelumnya. Mereka berpandangan
dan balik bertanya kepada Abu Hurairah, “Siapakah gerangan dia ?”. Abu
Hurairahpun menjawab,” Ushairim Bani Abdul Asyal”
Ada salah seorang yang menanyakan bagaimana kehidupan
Ushairim sebelumnya? Ternyata ia sebelumnya enggan masuk Islam meski kaumnya
sudah terlebih dahulu masuk Islam, namun ada semacam hidayah yang membuat
dorongan kuat padanya untuk segera memeluk Islam.
Saat peperangan Uhud, Ushairim meminta kepada Rasulullah
ikut berada dalam peperangan, dan menyatakan niatnya untuk segera masuk Islam.
Setelah ucapkan dua kalimat syahadat. Ia langsung angkat senjata dan berperang
melawan orang-orang musyrikin. Dengan semangat yang menyala-nyala didada ia
melakukan peperangan dengan gagah berani, perjuangkan Islam, walau sebenarnya
ia mualaf dan belum sempat melakukan shalat!
Peperanganpun usai, dan kaum muslimin mengalami
kemenangan. Tatkala orang-orang dari
Bani Abdul Asyhal mencari kerabatnya atau kaumnya yang ikut dalam peperangan
bersama Rasulullah, yang terluka atau bahkan meninggal, ia mendapati jasad
Ushairim terbujur kaku dan penuh luka. Mereka pun menjadi bingung dan bertanya,
“Ini jasad Ushairim, apa yang menyebabkan dia datang dalam peperangan ini?
Bukankah dia tidak berkenan masuk dalam peperangan ini?”.
Pertanyaan mereka cukup beralasan karena selama ini mereka
mengenal Ushairim masih kafir dan enggan mengikuti kaum Bani Abdul Asyhal yang
sebagian besar telah menjadi muslim. Dan merekapun bertanya kepada Amr,
seseorang yang bersama-sama dengan Ushairim ikut dalam peperangan itu, namun
tetap selamat, dan ia dikenal sebelumnya bukan seorang muslim
“Wahai Amr, apa yang menyebabkan kamu berada disini. Karena
setia pada kaummu, atau simpati pada Islam?” Amr menjawab,” Karena cintaku
kepada Islam, aku telah beriman kepada Allah dan Rasulullah, kemudian aku
angkat senjataku dan berperang, hingga terlihat Ushairim meninggal dalam
perang..”.
Saat hal ini dikonfirmasikan kepada Rasulullah, beliau
bersabda,”Sesungguhnya dia termasuk penghuni surga”. Subhanallah.
Sahabat Ummi, kisah ini mempunyai satu pesan, janganlah
mengira Surga itu jauh dan tak terjangkau dan hanya milik orang-orang alim yang
begitu intens dalam perjuangkan agama, ataupun para syuhada dan tentu
Rasulullah, nabi-nabi dan para sahabatnya. Surga itu milik siapa saja, gapailah
dengan tulus dan ikhlas menjalani serangkaian ibadah atau pekerjaan yang
bernilai ibadah dengan sungguh-sungguh.
Jauhi yang mungkar dan berupaya mendekatkan diri pada yang
ma’ruf. Lalu, tidak perlu menjalankan shalat? Tentu saja tidak, karena ini
adalah kisah pengecualian di masa lalu, namun pesan-nya sudah jelas. Yang tidak
pernah menjalankan shalat saja bisa masuk surga atas izin Allah dan rekomendasi
Rasulullah, maka untuk kita bukan suatu yang tak mungkin. Gapailah ridhaNya,
cari Ampunan dan Welas AsihNya, siapa tahu satu tiket untuk menuju surga itu
memang kita. Maka janganlah putus asa …